Kamis, 01 Desember 2011

tentang agama

Asal usul kata Setan dan Jin

Kata setan berasal dari bahasa Arab syaitan yang artinya menjauh. Jadi dinamakan syaitan karena jauhnya dia dari kebenaran (Shabuni, 1977 dalam Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam, 1993, cetakan kedua, halaman 99). Sementara jin juga merupakan bahasa arab yang berasal dari kata janna artinya bersembunyi. Dinamai al-jin karena tersembunyi dari pandangan manusia. Kata lain yang berasal dari kata janna adalah junnah, artinya perisai, dinamai demikian karena menyembunyikan kepala prajurit yang memakainya; jannah artinya surga atau taman, dinamai demikian karena taman tersembunyi oleh pohon-pohon yang rindang; janin artinya jabang bayi, dinamai demikian karena tersembunyi di dalam perut Ibu (Al-Jazairy, 1978 dalam Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam, 1993, cetakan kedua, halaman 99).
Sebagaimana dikemukakan dalam ayat-ayat Alquran di Bab 2, setan dapat dikelompokkan menjadi dua jenis (QS 6:112):
1. Setan dari jenis jin
2. Setan dari jenis manusia
Untuk setan dari jenis manusia atau lebih mudahnya manusia-manusia yang jauh dari kebenaran, manusia-manusia yang zalim / fasik, dapat diketahui dari perbuatan yang dilakukannya (QS 5:90). Jadi yang melakukan perjudian, menyembah berhala, minum minuman keras adalah manusia setan. Tentunya konsep berhala dan perbuatan-perbuatan setan dalam ayat diatas dapat di tafsirkan secara lebih luas sesuai perkembangan jaman sekarang.
Sementara untuk setan dari jenis jin, disebutkan bahwa mereka dapat melihat manusia tapi tidak dapat dilihat oleh manusia (QS 7:27). Oleh karenanya saya menganggap jin itu sebagai nol / kosong alias tidak ada.
Hai anak Adam janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagai mana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari syurga, ia menaggalkan dari keduanya pakaian untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya setan dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.
Jin dan Tuhan mempunyai satu kesamaan yaitu tidak terlihat, namun berbeda dengan Jin, Tuhan sanggup menciptakan gunung, sungai, planet bumi, bintang dan semua alam semesta ini. Sementara jin tidak pernah diceritakan dalam Alquran sanggup menciptakan sesuatu materi / benda. Memang dalam Alquran diceritakan bahwa jin dapat membangun sebuah istana atas perintah Nabi Sulaiman, namun kata membangun dan kata menciptakan itu mempunyai arti yang berbeda. Menciptakan berarti membuat suatu ada dari tidak ada sedangkan membangun hanyalah mengubah sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Tuhan menciptakan gunung, yang memang sebelumnya tidak ada, jin membangun Istana Sulaiman, yang menggunakan batu-batu dari gunung.
Selain itu ayat Alquran di bawah ini yang menyatakan Tuhan membukakan hal-hal gaib kepada rasul / yang dikehendaki tidaklah merujuk kepada kemampuan manusia untuk melihat jin karena jin telah dibahas sendiri di ayat 7:27 diatas. Hal-hal gaib yang dimaksud di ayat diatas tentunya hal-hal selain jin seperti misalnya jodoh, rezeki, nasib, kisah umat terdahulu atau kematian dan sejenisnya.
Tuhan tidak memperlihatkan kepadamu hal-hal yang gaib, akan tetapi Tuhan memilih yang dikehendakinya di antara para rasul-Nya (QS 3:179)
Itu adalah di antara berita-berita penting tentang yang gaib yang kami wahyukan kepadamu (Muhammad); tidak pernah kamu mengetahuinya dan tidak kaummu sebelum ini.
(QS 11:49, catatan: ayat dipersingkat).
Jadi kisah-kisah orang-orang di sekitar kita yang merasa melihat setan, hantu dan jin tentu saja hanyalah omong kosong karena bertentangan dengan ketetapan Tuhan dalam ayat Alquran di surat 7:27.
Pertanyaan: Sekiranya pembaca, khususnya yang beragama Islam mempercayai adanya penampakan setan atau jin, maka kepercayaan tersebut perlu dipertanyakan “apa dasarnya dalam Alquran?” Karena dalam Alquran telah ditetapkan sebaliknya yaitu jin tidak dapat dilihat. Kepercayaan yang selama ini pembaca anut hanyalah hasil doktrinasi oleh lingkungan dari sejak kecil yang sangat sukses bahwa biasanya di tempat yang gelap seringkali ada setan menampakkan diri atau berdiam di suatu pohon yang terlihat angker.
Sumber: Irwan Ghailan, buku “Salah Paham tentang Setan, Jin, Roh,  Hantu dan Sihir”

4 Responses to Asal usul kata Setan dan Jin

  1. btw, manusia sampai sekarang blom pernah bisa melihat elektron.. tetapi apakah anda tidak percaya adanya elektron? di Al-Qur’an juga tidak ada loh yg namanya elektron :D ,
    anda pernah melihat film the matrix ? secara teori, paralel universe itu merupakan kandidat terkuat untuk menerangkan fenomena superposisi di fisika kuantum loh.. secara logika paralel universe ini sangat tidak masuk akal, tetapi ilmuwan dipaksa untuk mencari solusi suatu perhitungan superposisi yang macet itu, maka pada sekitar tahun 1954, dicetuskan suatu teori paralel universe, hal ini mirip ketika einstein mencetuskan ide teori relativitas yang tidak masuk akal itu (tetapi malah terbukti secara empirik)
    http://www.breitbart.com/article.php?id=paUniverse_sun14_parallel_universes&show_article=1&cat=0
    menurut saya pribadi, keberadaan dimensi lain itu tidak ada hubungannya dengan agama, saya paling alergi dengan film2 supranatural yg menayangkan kyai sakti yg bisa mengusir setan atau hantu.. seakan2 agama digunakan sebagai penangkal setan atau jin.. *menjijikkan* :D
    maaf kalau komentar saya panjang2 hehe.. btw, salam kenal *telat*
  2. saya pikir, anda tidak membaca hadis. hal-hal gaib sesetengah golongan bisa melihatnya. sila rujuk di dalam kitab2 hadis seperti bahru mazi…
    wassalam

    IRW:saya membaca hadits2 tsb, tapi saya tafsirkan bahwa sekiranya hadist tsb benar, maka maksud hadits itu hanya sebagai kisah pembelajaran/kisah cerita/kisah kebajikan, bukan kisah nyata.
  3. Pingback: Perbedaan Mahluk Halus dengan Atom (Elektron) « setan, jin dan hantu ….. hanya imajinasi!
  4. maha besar ALLAH dngan sgla firmanya

Tinggalkan Balasan

Please log in using one of these methods to post your comment:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar